About me?

Foto saya
I'm humble and friendly

Jumat, 29 April 2011

Kisah Sakit, Si Koyo dan Bibi Lung



Subhanallah! Afah-afahan ini???? Di awal postingan, udah dikasih foto Nikita Willy lagi nyengir sumringah saja???? #janganbakarcibinongplis


"Itu apaaan di iduuung? Iyuuuuuh di idung yang mulia Vie ada komedoooooo!"

Yak, masih untung komedo, bukan KOMODO!

"Bai de wei, lobang idung yang mulia Vie gede amaaat!"

Yes, I know my idung's hole is quite big. Ah pantesan jarang ada cowok yang godain aku, kayanya mereka pada ilfil liat my idung's hole.

Eh, sebenernya yang nempel di idung aku itu bukan kertas buat bersi-in komedo. Tapi……..
(Silahkan baca kelanjutan ceritanya di postingan kali ini….)


Cuh! Temen-temen sepermainan bola bekel yang mulia Vie pada meninggalkan aku seorang diri.

Lah bukannya yang mulia Vie yang meninggalkan mereka, pergi ke negrinya Julius Caesar, mencari ilmu dan….JODOH???

Pada kenyataannya, malah aku yang ditinggal kawin secara pelan namun pasti oleh teman-teman ku itu. Huuuu, malah sekarang ada yang udah punya anak. Cuh! Cuh! Cuh! Sebel sama iri itu bedanya tipis ya!

Pagi ini, ada salah seorang teman ku yang baru saja ngebrojolin bayi udah ngajak skype-an aje. "Viiiiieeee, anak gue manggil lo enaknya apa ya????"

"Nikita Willy." Jawab aku lempeng.

Si teman yang masih terlihat bertubuh besar dikarenakan proses melahrikan itu pun tertawa, "seriuuuus iiiiiih! Liat déh anak gue Vie, udah mangap-mangap gitu, pengen cepet-cepet manggil nama lo…"

Aku pun tersenyum simpul. Ya elah, ikan koi di akuarium juga mengap-mengap, lah masa tuh ikan pengen manggil aku juga sih??? "Ngggg, apa aja deh, asal jangan Bibi…Takut ketuker sama Bibi Lung!" Ciaaaaaaaaaaaaaaat! Siapa yaaaaaang merubah hatikuuuuuuuuw??? Siapa yaaaaaang membuat kita satuuuuuuuuuw??? Siapa? Siapa? Tanya aja sama babeh lo!

Dan emang seperti menggali lobang kuburan sendiri, akhirnya aku malah dipanggil 'Bibi Lung' sama anaknya temen ku itu. Yak! Dan sebagai pembalasan, si anaknya temen ku itu, aku panggil Tio Bu Ki! Oooow yeaaaah, sebelum belajar ngomong, dia bakal belajar silat pake golok pembunuh naga terlebih dahulu!

Terus ya, udah mah sebel gara-gara dipanggil Bibi Lung sama si Tio Bu Ki, aku juga sebel sama hujan yang tak kurun reda. Katanya musim semi???? Tapi, ujan melulu! Aku kan jadi nggak bisa ngabisin duit aku yang kebanyakan itu lagi!

"Huaaatcuuuuuuh! Huaaaatcuh!" Aduuuuuh, mana nih idung meler mulu lagi. Si hay-fever kagak mau sei gutbai ditambah kerjaan yang sedang aku lakoni, terus-terusan mengharuskan kepala ku terkena hujan rintik-rintik.
Gila aja, after aku mendeklamasikan utk resign dari pekerjaan aku sebelumnya, aku masih dituntut utk setor cerita tiap minggunya. Okai tokai, aku emg masih terikat kontrak... and hell yeaaahhh, my Daddy bala2, malah bilang kyk gini, "Yaaa ga apa lah Ka, kan tgal setor cerita via email ini... yg penting Kakak ga kemana2 alias nangkring trs aja di Banten Dua Palembang City"...  Rasanya jurus tapak Budha Culai pun ingin ku layangkan ke Ayah... Sssssiiiiiiaaaattt..... (hehehe)
Memang sie, aku terkesan plin plan saat ini, kemarin keputusan buat hijrah ke Ibu Kota pun hanya ku pikir selapis aja... Pdhl tantangan utk hidup disana itu lebih tebal dari kue lapis yg pernah ada di dunia kan??
Sedikit announcement nie ke kalian para Vielo.. klo aku udah secara defacto menyatakan pengunduran diri ku, dan itu diterima oleh kantor yg sudah rela menampung anak yg berbakat ini... Taapi tapi taaaapiiiii... secara de jure aku masih terikat kontrak lahir sama mereka selama Juni mendatang... So, the aturan main nya adalah, aku masih bekerja disana tapi aku tidak diikutsertakan lagi dalam setiap pengambilan keputusan ttg apapun, and it means aku ga perlu cape2 ke ibu nya kota. Cukup transfer cerita yg dibebankan ke aku selama Juni ke depan... Yaaaa ga apa laaahh, rela kok.... tooohhh ini salah ku kan??
walau berat tapi aku harus pulang dengan hati riang...

Okei, sekarang aku malah terbaring sakit, mungkin akibat udah 1 minggu lebih ga ketemu sama 2 org yg ku sayangi kali ya, mana persediaan obat-obatan ku udah abis. Kalau mau pergi ke apotek, kudu jalan kaki 2 jam ke tempat perberhentian bus terdekat (lebai), yak ini mah keburu minta dikasih nafas buatan di tengah jalan sama Morgan SM*SH! Kyaaaaa~

Buka-buka tas….Dan aku nemuin ini!







Taraaaaaaaaaaaaaaa! Koyooooo cabeeeeeeeeeee ma meeeeeeeen! Yap! Yap! Yap! Kali-kali aja, nih koyo bisa ngeberhentiin ingus ku. Wakwaaaaaw~







Gunting kecil terus tempel déh di…….IDUNG!

Jadi nih ya, dengan kapasitas otak yang dimiliki yang mulia Teteh Vie, dengan ditempelnya koyo cabe di idung ini, maka arus panas dari koyo tersebut akan terhantarkan ke dalam jaringan-jaringan sel idung ku yang memproduksi ingus berlebih, dan yang mulia Vie pun bebas dari umbel-umbel terlaknat ini! Huwoooooo sebuah ide yang sungguh kreatif sekaliiiiiii! "Huaaaaaaaatcuuuuuh!"

Yak, tempel! Tempel! Tempel! Tempel di idung!


1 menit pertama, aku lewati dengan senyuman sambil ngecek tulisan-tulisan terbaru di blognya teman-teman kelompok Vielo. Yes, I read all of your blogs :)

2 menit…Senyum manis yang mulia Vie masih terkembang.

3 menit….Nggggg, kayanya ada yang salah dengan kedua mata ini.

4 menit…."Betis ayam betina Guatemala! Pelupuk mata kodok Siberia! Mata gueeeeeeeeeeeeee! Mata gueeeeeeeeee! Aaaaaaaargh! Ketek beruang madu Aljazair! Kepakan sayap nying-nying Lithuania! Iduuuuuung gueeeeee! Iduuuung gueeeeeeee! Periiiiiiiiiiih! Aaaaaaaargh! Idung gue seperih hati gueeeeeee!" Ngggg, ini teriak kesakitan apa curhat colongan ya?

5 menit….Aaaaaaaah~ Cabut! Cabut! Cabut dari idung!

Kedua mata ku merasakan keperihan luar biasa dan idung ku yang mancung luar biasa ini bagai terkena jurus kamehameha-nya si Goku! Siiiigh~ "Hiks, hiks, hiks, idungkuuuuu….."

Tiba-tiba aja sontrek pelem Yoko si Pendekar Rajawali terngiang-ngiang di otak ku. "Siapa yaaaang merubah idungkuuuuuuw, eh, hatikuuuuuw……Huaaaaaatcuh! Huaaaatcuh!"

Senin, 25 April 2011

Quote Hari ini





"Emang lo pikir gue malaikat yang tau siapa juaranya???"


-xxxx, 28 tahun, mantan backing vokal RSD, baru putus dari pacarnya yang lebih muda 8 tahun-

Minggu, 24 April 2011

Lidah Kerabat Ku Jamu dan Ku Jamin

Yipikayeye, hari ini aku mendapatkan kesempatan untuk dikunjungi salah satu kerabat luar yg lagi balik ke Indonesia. Salah satu keponakan Ayah...

Beliau sudah tinggal di Italia hampir 20 tahun! Waaaaaaaaow, kemampuan beliau ber-cas-cis-cus bahasa Italia udah kaya kemampuan yang mulia Vie mendendangkan pupuh kinanti!

Beliau memilih tinggal di pinggiran kota Roma, karena konon katanya biaya hidup di Roma itu tingginya bukan main. Hmmm, ya namanya juga tinggal di ibu kota kali ya…Kalau mau idup tenang, minimal kita kudu punya penghasilan sekitar 2000 euro/bulan sekitar 24 juta/bulan.

Oh iya, di rumah ku ini, aku menjamu ayam goreng pake bumbu Indonesia (itu lhoo pake bumbu kunyit),






dan spaghetti yang disulap jadi mie goreng ala indonesia…..(Ditambahin bumbu kecap gitu).







Ya Allah, djazakallahu khairan kasiran, akhirnya lidah mereka terkena masakan Indonesia juga. Dan itu kata2 yg mereka ucapkan lhooo... Tak lupa, aku menyajikan indomie kuah rasa bakso PLUS BAKSO BENERAN (buat sendiri lhooo baksonya!) Sayangnya, aku nggak sempet difoto. Saking kangennya aku nggak sadar, keburu abis aja tuh indomie!

Aaaaaaargh, rasa senang ditembak Fedi Nuril pun bakal tertandingi kalau gini caranya!

Kamis, 21 April 2011

Jurus Ngemeng Membelah Cakrawala di dalam Kelas

Sebagai mantan murid SMA dan mahasiswi yang lebih demen ngemil kuaci sambil ngolong baca komik detektif Conan keluaran terbaru daripada merhatiin ajaran guru atawa dosen, aku bisa ngertiin perasaan temen-temen kelompok Vielo, yang suka sekali merasa mati gaya di dalam kelas. Iyuuuuuuh, 'mati gaya' itu maksudnya bukan pas guru atawa dosen mulai ngajar, kalian tiba-tiba kena serangan jantung, terus mati sambil bedakan yak!

Banyak cara untuk mengusir rasa ingin 'mati sambil bedakan' itu. Salah satunya adalah, ngobrol di dalam kelas! Tak dapat dipungkiri lagi, manusia adalah mahluk sosial, mereka demen bergaul, kapanpun, di manapun, dengan siapapun. Soooo, di bawah ini saya bakal bagi-bagi tips en trik gimana caranya ngobrol di dalam kelas dengan baik dan benar.






What's to prepare?
1. Simple. Bahan yang kamu butuhin itu buku cetak atau foto kopian dari mata ajaran yang bersangkutan dan tentu saja yang nggak boleh ketinggalan adalah, kemampuan ngeles tingkat dewi Kwan Im.

2. Teman sungguhan. Jangan teman imajinasi apalagi temennya si guru atau dosen.


Where and when?
Tempatnya jelas, kalian musti ada di kelas, lengkap dengan guru atau dosen di dalemnya. Pilih bangku di barisan agak depan tapi jauh dengan jarak dari si pengajar.

Mata ajaran yang sulit untuk menerapkan tips ini adalah pelajaran IPA-IPA-an, namun bukan berarti menutup kemungkinan. Keep the spirit guys!


How?
Gampang banget, kamu cuma perlu ngobrol sama temen kamu seperti biasa. Tapi, bisik-bisik, jangan terlalu kenceng, apalagi pake megaphone. Wajah kamu rileks aja, sesekali pasang tampang serius dan sok mikir. Pastikan kamu melakukannya dengan profesional.

Dan yang jelas, kamu kudu sok-sok-an nunjuk bahan mata ajaran kamu, seolah kamu sedang membahas materi tersebut. Buatlah adegan itu senyata mungkin, kombinasikan dengan wajah sesekali serius kamu tadi. Atau sambil sesekali mencorat coret sesuatu di catatan atau kertas kamu. Kemudian kembali tunjuk-tunjuk tulisan-tulisan yang ada di bahan materi, seolah-olah kamu sedang membahasnya.

Jika dosen atau guru menegur kamu. Keluarkanlah jurus ngeles membelah cakrawala. Setelah itu berhentilah sebentar. Gunakan waktu ini untuk memikirkan alasan berikutnya sebelum memulai sesi ngobrol yang baru lagi. Semua step ini bisa diulangi sampe nggak ada habisnya. Keren sekali bukan?


Will be failed, if:
1. Kelas kamu sepi. Bahkan cuma ada kamu dan temen ngobrol kamu. Kalau kaya gini, meningan ajak sekalian guru atau dosennya ngobrol sekalian.

2. Alih-alih pendengaran temen kamu agak kurang, kamu malah berinisiatif untuk menggunakan megaphone. (Please guys! Megaphone is a big NO-NO in this tips en trik!)

3. Ketika guru atau dosen menghampiri kamu;
Kamu malah membawa bahan Organ Reproduksi Wanita, padahal kelas sedang membahas Organ Utama Organisasi Internasional.

4. Jurus ngeles kamu masih setingkat jurus 18 tapak penakluk naga alias masih cetek.

5. Akting kamu se-level dengan akting aktris shitnetron dubbing laga indosiar.


Selamat mencoba!

Semua tips dan trik ini sudah diuji di kelas oleh yang bersangkutan.

Minggu, 17 April 2011

Quote hari ini





"Sedih karena patah hati dan sedih karena jomblo itu adalah dua hal yang sangat berbeda, kawan…."

Sabtu, 16 April 2011

Siang siang Chatting

Bulan April adalah bulan yang paling buat aku agak sedikit seengsara, merana, membabi-buta, apalagi kalau bukan karena keberadaan si tanggal 14! Jauh-jauh déh! Hush! Hush! Hush!

Tapi, aku nggak mau berdiam diri, aku akan terus berusaha! Setelah Christian Sugiono menikahi Titi Kamal, sekarang saatnya incaran baru………Fediiiii Nuriiiiiiiiiiiil! Ooooooooooooooouch, bye bye ketombe Christian Sugionooooooo!






Namun apalah daya perasaan galau ini tak dapat disembunyikan dan semakin menjulur ke ulu hati, apalagi ketika aku chatting sama Mawar (bukan nama sebenernya, red) siang ini.

Mawar (bukan nama sebenarnya, red) [M]: "Vie, cariin gue pacar dong! Kan temen bule lu banyak tuh, gue kepengen memperbaiki keturunan nih…"
Yang Mulia Teteh Piera [V]: "Daripada cariin pacar buat lu, meningan juga gue nyariin Fedi Nuril…"
M: "Ah elu! Kasianin dong temen lu yang satu ini, seorang fakir cinta, gue kesepian nih Pe…"
V: "Dari pada ke-sepian, meningan ke-Semarang, bro…"
M: "Becandaan lu garing kaya emping. Meningan juga berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kesepian…"
V: "Guyonan lu renyah kaya raginang. Yok weis, sini gue bantu, coba lu deskripsikan diri lu dan wanita yang lu harapkan akan mengisi relung jiwa seorang jomblo galau kaya lu…"
M: "Hmmmm, bentar Vie…..Pria, 26 tahun, designer, gaul, wajah oriental kaya personil SUPER JUNIOR. Mendambakan, seorang wanita cantik, langsing, kulit mulus, dan gemar merajut. Terutama merajut……Hati seorang tuna asmara, kaya gue…."
V: "Ngggg, ya Allah tolong teman Baim ya Allah….."

Selasa, 12 April 2011

a Teacher who Teaches

Dalam pekerjaan yang aku lakoni saat ini, aku punya kebiasaan untuk mengisahkan cerita anak-anak kepada anak-anak asuh ku.

Sebenernya sih pekerjaan ini terlihat sederhana sekali pada awalnya. Aku tinggal ambil buku cerita dalam bahasa Inggris yang sudah tersedia di rak buku, lalu aku tinggal bacain cerita déh.

Namun, ternyata, akan tetapi, pendapat ku itu salah besar sodara-sodari sekalian sadayana sakulawargi! Anak-anak itu gemar sekali untuk bertanya.

Aku ambil contoh, ketika aku lagi bacain cerita Cinderella. Aku berujar, "Lalu Cinderella disiksa oleh kedua saudara tirinya…"

Tiba-tiba aja si Filippo Inzaghi (my beloved Al) bertanya, "Why?"

"WAAAIIII???? Ya elo tanya aje sama babeh lo!" Ujar aku dalam hati. Ahahahaha ga dink bcanda! Aku jadi ngerti, perasaan guru TK ku waktu dulu, maklum yang mulia Teteh Vie ini termasuk anak yang baru bisa berhenti ngomong kalau lagi makan doang.

But, bukan yang mulia Teteh Vie namanya kalau ga jago ngeles. Dengan otaknya yang kere-aktif (ternyata kejedot angkot 4x itu membawa berkah juga), aku menggunakan sebuah alasan yang cukup mangteff. Karena kebiasaan si Filippo Inzaghi yang demen nangis gogoakan sering buat ku pengen ngemil batang pohon kayu jati (sadis amat), akhirnya ku bilang, "karena Cinderella itu suka nangis kalau mainannya direbut, dia kalau makan suka nggak abis, terus dia suka mukulin kepala orang lain, makanya dia disiksa sama kakak tirinya…."

Dan semenjak itu, kalau si Filippo Inzaghi mulai mewek, aku langsung ingetin dia sama cerita Cinderella. Kalau dia nangis, dia bakal disuruh ngepel lantai rumah, nyuci baju, dilarang makan, oleh kakak-kakaknya, dan akhirnya si Filippo Inzaghi pun berhenti menangis.

Ada lagi cerita tentang sleeping beauty. Jadi kan si tuan putri nya itu dikutuk sama seorang penyihir. Dan lagi-lagi aku mendapatkan kata tanya, "why?"

Kalau aja yang ngomong 'why-nya' itu adalah Ontjom si Tukang Iri Hati, dengan gampangnya, aku bisa jawab, "ya elo tanya aja ke penulisnya!" Ahahahaha!

Tapi, sehubungan yang nanya ini adalah seorang anak kecil yang masih lugu kaya yang mulia Teteh Vie….Bentar-bentar, WOOOOOOOT!!!!! Yang mulia Teteh Vie???? Lugu??? LUGU???

Yo-i banget déh kakak, aku ini orangnya lugu alias sangat LUcu dan sedikit belaGU, kaaaaaaaaaak~ Kaaaaaaaaaak~ *Pasti temen-temen kelompokVielo udah pada mulai pengen ngelempar aku pake tombak asal Kalimantan.

Oceh, balik lagi ke cerita si sliping biyuti. Perlu teman-teman kelompok Vielo ketahui, aku akui, bahwa otak ku ini produk karbitan, kekeke. Aku terlalu cepat menyelesaikan program TK, SD, dan SMA. Tapi, baru kali ini aku merasakan bahwa kemampuan kinerja otak ku kudu berjalan in double speed. Karena anak kecil itu ga bisa nunggu lama untuk mendapatkan sebuah jawaban. Sisi positifnya adalah, sense-of-knowing mereka menjadi besar banget. Sisi negatifnya, kecerewetan mereka sering buat ku pengen melatih jurus tongkat pemukul anjing-nya An Cit Kong!

Di sini lah, aku menyadari maha dahsyatnya sebuah profesi bernama 'guru', entah itu guru debus atau guru fisika! Jujur nih ye, jaman dulu, aku agak sedikit meremehkan profesi yang satu itu, pdhl aku juga berprofesi yang sama kekekeke. Jaman dulu aku pernah berpikir, "oooh, jadi guru itu senang ketika persentase kelulusan mata pelajaran yang dia ajarkan itu baik. Jadi, gue, sebagai murid, sebagai mahluk hidup, cuma dijadikan sebagai bentuk grafik, yang ketika terus menaik, berarti gue ini murid yang keren, tapi ketika grafik gue turun, gue ini murid yang bego???"

Enak ajeeee, aku yang mahluk hidup kok disamain sama benda mati???

Aku bener-bener kuciwa setengah mampus, ketika seorang anak yang mendapatkan nilai bagus, dibilang pinter dan ketika seorang anak mendapat nilai jelek, dibilang bodoh. Ketika 8 dari 10 soal yang aku kerjakan itu jawabannya benar, tapi mereka malah lebih menuntut 2 soal yang salah. Ketika ucapan, "kok kamu bisa salah dua?" lebih sering diucapkan daripada ucapan, "bagus ya, kamu sudah benar delapan…" Aaaaah waktu itu aku bener-bener muak sama profesi yang satu itu. Tujuan utama ku lulus cepet-cepet, bukanlah ingin membanggakan orang tua atau karena karena otak ku lagi dalam keadaan 'fresh from the oven', tapi lebih kepada, aku pengen cepet-cepet nggak ketemu lagi sama guru-guru killer, kekekeke. Astajiiiimmmm...

Aku membalas dendam semua perlakuan dari guru yang ku dapatkan waktu itu ke buku-buku yang ku baca. Guru itu menganggap aku benda mati, maka aku akan menjadikan salah satu benda mati juga sebagai guru ku. Tapi, dari sebuah benda mati (buku) aku ga bisa ngedapetin 3P (rumusan kehidupan yang aku dapetin selama 22 tahun terakhir dari pengalamn hidup ku), Pengakuan, Penerimaan, dan Pujian. Emangnya kita hidup di jaman Harry Potter, di mana sebuah buku bisa cuap-cuap sendiri?

Namun, seolah ingin membuat rekontruksi ulang, dengan nggak kalah kerennya, Tuhan menempatkan ku dalam posisi mereka. Biar aku ngerasain sekarang apa yang mereka rasakan waktu ngajar seorang murid yang skeptik, kaya aku, dahulu kala.

Afterward, sekarang aku menyadari, ternyata seorang guru itu nggak cuma peduli sama nilai muridnya kok, para guru juga lebih bangga kalau muridnya lebih mengerti kenapa bulan itu mengitari bumi daripada sebuah angka '100' yang tertera di selembar kertas jawaban di pelajaran IPA.
Siiigh~ Ternyata bekerja dengan anak-anak itu nggak cuma butuh hati selembut kapas aja, tapi juga butuh kemampuan otak untuk berpikir dengan cepat. Yang pada akhirnya membuat aku beropini, kalau memang sudah seharusnya gaji seorang guru sama kaya gaji CEO-nya perusahaan microsoft.


Tp ngemeng-ngemeng, kenapa akhir2 ini aku sering bercrita cerita anak2 cewek ke Al yaaa????? haaaaa tinta tintaaa... jengong akika tinta mehong My Al jd keritinggg.... yg bisanya cuma ngomong "yondraaang M"... Ok okkk mgkn kedepan akan mengubah jalan cerita... dan BIG PR adalah cari cerita anak2 yg lebih manly...

Senin, 11 April 2011

Chatting Oohhh Chatting

Sore ini, seperti biasa, aku dan Mawar (bukan nama sebenernya, red) masih berusaha untuk mencanangkan gerakan pemutusan masal di bulan April ini. Dua orang kawan lama yang teprisah ribuan kilometer ini, ternyata nasibnya ga jauh beda. Yang satu boleh udah jadi designer muda, handal, kaya raya, dan bekerja di ibu kota. Yang satu lagi, boleh lagi nyangsang di Ibu Kota, jd creactive baca kere aktif. Tapi, mau gimana lagi, Tuhan berkata lain. Dibalik keceriaan di wajahnya, terselubung kejahatan terorganisir di hati mereka berdua. Hihihihihiiiii!



Mawar (bukan nama sebenernya, red) [M]: "Vie, jomblo-jomblo gini enaknya ngapain ya?"
Yang Mulia Teteh Vie [V]: "Ngemil daging orok."
M: "Yeeee, serius dong Vie…"
V: " Itu serius gue, kalau gue lagi jomblo, gue kudu ngunyah daging orok terus minum darah ayam jantan yang masih perjaka. Booooo, berasa lagi nonton pelem vampire cina yang dulu sering tayang di RCTI kagak??? Kekekekeke. Hmmmm, apa ya? Pacaran kali?"
M: "Ah itu mah biasa banget! Buat gue, pas jomblo-jomblo gini tuh enaknya, ngggg, ditato…"
V: "Wahai jomblo akut, kembalilah ke jalan yang benar…"
M: "Wahai jomblo ngenes, asal lu tau, gue bukan jomblo akut, tapi jomblo imut-imut!"
V: "Baiklah. Emangnya lu pengen ditato bentuk apa gitu?"
M: "Lagi jomblo gini mah enaknya ditato bentuk….Crop circle!"






V: "Ngggggggg, gue boleh minta tolong nggak?"
M: "Tolong apa?"
V: "Tolong…..Enyah dari hadapan gue sekarang juga!"hahahhahaha

Tatto, udah pernah sie nyoba masang di tumit kiri ku, Jakarta Januari lalu, alhasil pulang2 ke Palembang, disuruh kontan kagak kredit hapus oleh Papap... :-( Padahal i love the tatto i have...

Jadi sekarang judul nya Jera...

Minggu, 10 April 2011

Selamat Teh Wintjeh

Waaaaaaaaaow, dari sanu bari terdalam, hati seluas samudera, nada-nada cinta, janjiku, noktah merah perkawinan, abad 21, doaku harapanku, tersanjung 1, tersanjung 2, tersanjung 3, tersanjung 4, tersanjung 5, tersanjung 6, tersanjung 7, yang mulia Teteh Vie mengucapkan…



"KONGRETULESYEN EN SELEBRESYEN!"



Kepada salah satu dedengkot kelompok Vielo (Vie Lovers), Teh Wintjeh, yang wajahnya terpajang di halaman utama koran 'Times of Oman', tempat di mana beliau bekerja sebagai graphic designer muda berbakat. Huwoooooooh, bangga sekali akuh!







Semoga anggota kelompokVielo (Vie Lovers) lainnya terus berkarya. Biarpun hati temen-temen pada galau, yang penting karya kalian memukau! Jati diri kalian berkilau! Menjadi suatu kebanggaan tersendiri buat ku, pernah menjadi bagian dari jenis bacaan temen-temen semuanya :)

Sabtu, 09 April 2011

Kenangan Sepanjang Jalan

Well, jujur nie ya, dibalik rasa kebencian (padahal iri) sama temen-temen ku yang punya gelar pendidikan lebih tinggi, yang udah nikah, yang punya gaji selangit, sampe yang nggak pernah galau, aku kangeeeeeeeeeeeen setengah mampus sama mereka!

Dengan tabungan yang aku punya sekarang, agak sulit untuk bisa berangkat ke Luar Negeri saat ini. Beli sepatu aja kagak mampu, gaji aja abis gara2 beli tiket PP tiap minggu (pdhl gratis tuch) apalagi beli tiket pesawat buat travel abroad, hahaha.

Untuk mengobati penyakit malarindu ini, aku sengaja nempel semua foto yang aku lakukan bersama teman-teman nun jauh di sana di balik pintu kamar apartment ku di Jkt (gaya bgt, pdhl itu pintu ruangan kerja). Mulai dari temen satu jurusan, satu angkatan, satu SMA, ah pokoknya semua lengkap déh.







Hiks, hiks, hiks, tiba-tiba kangen mereka iiiih……

Banyak kenangan yang aku dapetin dari pengalaman ketika saya masih kuliah dulu kala. As you know, I took English Dept as my major. Tapi tapi tapiiiii, aku ga akan ngebahas masalh kuliah ku di Gotong Royong, St. tp akan membahas masalah kursus writing di NIC slama krg lebih 2 tahun. Kalian pasti belum tau kan, klo sobatmu ini yg mulia Teteh Vie, juga pernah ambil kursus singkat tp bermutu. 2 tahun ciiiiieennt, nasib gua dipertaruhkan dalam writting class. Setiap akhir semester aku kudu buat tugas yang sudah di tentukan di awal semester.

Tugas-tugas ini harus aku print sesuai dengan skala yang diinginkan oleh sang dosen. Rata-rata sih, semuanya aku tulis di kertas ukuran A4-A0 sampe 'A-u ah 'elap (saking gedenya).

Naaaaah, yang paling aku inget ituuuu adalaaaaah, ketika aku kudu nginep di tukang print, soalnya aku ga kebagian jam nge-print di opening hours tuh tempat nge-print.

"Ya elaaaaah, kaya nggak ada tukang nge print laen aja???"

Hmmmm, tukang print itu emang ada di mana-mana, tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, printer dan dengan harga yang terjangkau??? Beuuuu, agak susah dicarinya tuh sob.(Pelit ya pelit aja)

Kebetulan, aku dan temen-temen se-angkatan ku, percaya sama salah satu tukang print yang terletak tidak jauh dari kampus. Satu mahasiswa itu bisa nge-print 10-40 lembar.

Dari jaman kuda pake kawat gigi, aku itu punya sifat yang kurang patut ditiru sama temen-temen kelompok Vielo, aku itu paling susah bangun pagi! Aku sampe pernah bercita-cita buat cari pekerjaan yang tidak mengharuskan aku bangun pagi! Tp alhamdulillah sejak mulai kerja jd Ibu Asuh, aku kudu bangun pagi, soalnya mesti byk yg kudu disiapin, ya sarapan, ya seragam sekolah, ya sepatu yaaaaaaaaa sagala ayaaa..

Emangnya yang mulia Teteh Vie ga ada kuliah pagi? Kekekeke, itulah tugasnya Senyorita Futrih atutatit ati buat niru tanda tangan ku di daftar absen. Ahahahaha! Makanya sekarang Senyorita Futrih atut atit ati bisa melenggang dengan leluasa menjadi designer interior kenamaan (beliau udah ambil kursus writting juga nyambi kuliah design interior dan skr udah ngeluarin EMPAT buku dan sering nulis artikel di majalah-majalah interior kesohor), dia sih rajin banget kuliahnya, maka nya ! Sedangkan yang mulia Teteh Vie masih galau mencari jati diri, bisa nyalurin ide dan dapet kesempatan kerja di tempat bergengsi di sebuah majalah Ibu kota..hhuuuuah  (Efek sering nitip absen: Jadi sering galau).







Oceh, balik lagi ke cerita ku nginep di tukang nge-print. Operational hours si tukang print langganan sejuta umat itu dari jam 8 AM - 9 PM. Sedangkan tugas, kudu dikumpulin 3 hari lagi. Ada dua option di sini;

a. Bangun pagi-pagi, siap-siap ngantri dari jam 7 AM. (Bangun pagi??? It's a BIG NO-NO for me!)
b. Nginep sekalian di tukang print-nya. (Woooot, seorang wanita berhati selembut kapas seperti yang mulia Teteh Vie ini harus nginep di tukang print????)

Bahkan nih ya, ada kisah mengharu biru di balik aku nginep di tukang nge-print langganan sejuta umat itu. Pernah, suatu hari di detik-detik pengumpulan tugas, aku diem di depan printer ukuran A4 dari jam 3 sore sampe jam 11 malem, soalnya aku sambil ngerjain tulisan yang belum selesai. Terharulah si tukang nge-print tersebut, tepat pukul 11.13 PM, dia pamit mau ganti shift jaga sama temennya. Waktu itu, yang ada di benak ku cuma gimana caranya nyelesein 12 tulisan yang belum selesai dalam 4 jam berikutnya.

15 menit kemudian, si tukang print yang pamit tersebut ternyata balik lagi and you know what??? Dia bawain aku pisang goreng sama susu anget! Aw aw aw! Katanya sih, waktu itu muka ku udah kaya Chris John! Aduuuuh, aku ga nemuin wajah orang lain, buat dijadiin perumpaan nih, hehehe, ya pokoknya udah capek banget, maklum aku udah ga tidur 3 hari.

Dan, sampailah waktu pengumpulan tugas and……….Jeng-jeng! Aku pun hibernasi 1 hari penuh! Jadi, aku pulang ke rumah jam 2 siang, tidur, bangun jam 3 sore hari berikutnya! Ooooow yeeeeh, aku ini emang pelor a.k.a nemPEL moLOR! Kekekeke!

#nowplaying: Broery Marantika - Sepanjang jalan kenangan



Tambahan dari Senyorita Futrih atutatitati yang mulia Teteh Vie benjeeeeet:
Kebiasaan yang mulia Teteh Vie waktu kuliyah:
jam 8 pagi nelpon gue, "Put dosennya udah dateng blom???" sambil lari terengah-engah. Padahal itu kuliah jam 7. ckckckckckckckk.... What a wonderful life, ha?

Jumat, 08 April 2011

Quote Hari ini, 8 April 2011





"Emang lo pikir gue Ariel Peterpan, yang bisa terus melangkah, melupakanmu???"

-Zulfikar, 24 thn, pengamen Bis DAMRI jurusan Dipati Ukur-Jatinangor, pengen punya pacar kaya Cut Tari, (tapi Cut Tari nggak pengen punya pacar kaya Zulfikar, red)-
 
3,5 tahun di penjara itulah vonis buat Ariel, tapi lagu ini udah lebih dari 3,5 tahun terus aku putar di i tunes. Pembuktian bahwa sebuah karya itu terlihat lebih keren daripada sebuah image :) 
 

Lepraa Cient (Lapar)

Okei, aku akui, aku ini ga terlalu punya bakat buat masak. Tapi aku suka masak dan tapi juga, yang namanya manusia, ya aku bisa kelaparan juga ciiiieeent…..

Waktu menunjukan pukul 9 malam, gambar ayam goreng dan mie goreng buatan salah satu kerabat ku masih terbayang-bayang, bergantian dengan wajah Fedi Nuril. Bahkan, biar nggak ribet, sekalian aja aku ngebayangin Fedi Nuril lagi makan Indomie! ahahhaa

Kalau lagi di Palembang mah, aku tinggal ngesot ke warung kelontong yang tepat berada di sebelah kosan ku, buat beli cemilan, mulai dari keripik setan seharga 500 perak saja, indomie rasa empal gentong, plus kerupuk putih.

Namun, aku harus mengingatkan diri aku berkali-kali, kalau aku itu sekarang lagi tinggal di Korea, bukan di Plaju! hehehe NTT (Ngayal Tingkat Tinggi)

Aku membuka lemari tempat menyimpan makanan, teronggoklah sphagetti yang sudah hampir kadaluarsa. Heuuuuugh, alhamdulillah, aku punya 'perut dewa'. Perut ku ini bisa makan apa aja, mulai dari pizza yang fresh from the oven sampe kue yang udah lewat 6 bulan tanggal kadaluarsanya.

Akhirnya aku memutuskan untuk membuat (another) spaghetti berkuah. Kikikikikiki!

Buka kulkas…Cuma ada telor di sana. Okeh, kemampuan ku sebagai  Copy and Art Creative yang paling kere-aktif masih belum tertandingi. Campur semuanyaaaa dan…..Tererojeng, terojeng, terojeng, voilaaaaaaaaaaaaaa!







P.S: Kalau kalian masih mau baca blog ini hidup-hidup, dilarang nanyain rasa nih makanan (ngggg, masih bisa disebut makanan ga ya??)!!!

Wisata aahh Wisata

Nikmat Tuhan itu nggak bakal ada abisnya buat dihitung! Begitu juga dengan dunia pariwisata Indonesia!






Aku baru buka facebook lagi nih dan aku baru menyadari bahwa jaman pamer foto-foto gaya telunjuk-di-bibir-manyun-pipi-chubby tampak sudah tidak unyu lagi. Kayanya temen-temen ku lagi pada berlomba saling pamer foto dengan bekgron berbagai tempat pariwisata yang mereka kunjungi. Mulai dari gapura selamat datang di Wonogiri sampe menara Eiffel di Paris jadi bahan empuk buat dijadikan latar belakang foto yang mereka ambil.

Terkadang aku suka miris sama komentar, "ngapain sih jalan-jalan ke luar negri??? Indonesia aja nggak pernah lo kelilingin???" Yang mulia Teteh Vie pun langsung kembali menangis di pojokan WC umum di stasiun Roma Termini.. hehehehe gaya dikit!! :-P

Atulah ya bukannya nggak mau keliling Indonesia. Cumaaaa, terkadang, biaya perjalanan ke Wakatobi itu lebih mahal daripada jalan-jalan ke Praha. Kalau kaya gini caranya sih, aku cuma bisa nungguin kapan Bapak Bondan pensiun dari kerjaannya yang suka jalan-jalan kuliner itu a.k.a nunggu ada yang ngebayarin.

Emang sih pengalaman travelling ku itu belum sehebat teman-teman yang g4vL-g4vL ini. Cuma dari beberapa objek wisata yang pernah aku kunjungi di Indonesia dan di luar Indonesia, aku bisa menyimpulkan bahwa…..Objek Wisata di Indonesia itu ada se-abrek-abrek! Tapiiiiiiiii, objek wisata yang ramah turis itu masih bisa di-itung pake jari kaki seribu atau masih belum terlalu banyak.

Dipikir-pikir, ya nggak salah juga temen-temen sepermainan bola bekel ku yang dari Italia itu cuma tau Bali dan sekitarnya. Ya, kumaha deui atuh ya, salah satu pulau yang emang mencari devisa utama pemda-nya dari pariwisata, baru terlihat Bali aja. Walaupun sekarang sudah banyak pulau-pulau lainnya yang nggak mau kalah sama pulau yang setelah menjadi latar pelem Eat, Pray, and Love, jadi terkenal dengan julukan The Island of Love tersebut.

Ada beberapa teman ku yang demen menyalahkan pemerintah, sering bilang "pemerintah itu nggak bisa memajukan dunia pariwisata Indonesia!" Ngemaju-in??? Tsunami kaleeeeeee??? Katanya tuh Pulau Kyushu maju 24cm gara-gara tsunami di Jepang kemaren.

Sebagai orang yang selalu terus mencoba menerapkan pemikiran bahwa tugas utama pemerintah itu adalah di bidang birokrasi dan sisanya adalah tanggung jawab warga negara Indonesia di tempat mereka tinggal masing-masing, aku mencoba berpikir dari segi seorang blogger perantau galau yang demen meracau.
Aku itu sebenernya kurang suka sama sebuah sistem yang menyatakan bahwa suatu negara dapat dikatakan baik, ketika cadangan devisa negaranya bisa buat replika Tembok Cina dengan skala 1:2. Buat ku suatu negara itu baik, ketika penduduknya merasa aman, nyaman, dan tentram ketika tinggal di negara tersebut. In my opinion, Indonesia dapat dimasukan sebagai salah satu negara yang buat warganya merasakan hal-hal yang telah saya tulis sebelumnya.

"WOOOOOOOOOOT! Ape lu kate yang mulie Mpok Vie??? Lu bilang, Indonesia itu aman, nyaman, en tentram??? Ente kesurupan arwah hantu telepon seluler???"

Tenang sob, sabar, sabar. Banyak temen ku yang bilang, kalau Indonesia itu panas, macet, negara korup, orang-orangnya demen ngaret, sampah di mane-mane, asep kendaraan bermotor berkeliaran, sok apa lagi? Aku yakin, masih banyak keluhan yang masih bisa disampaikan.

Sebelum kalian nambahin keluhan-keluhan tersebut, boleh ga aku nanya, yang temen-temen keluhin itu Indonesia atau Jakarta? Atau kota-kota besar lainnya yang sedang kalian tinggali?

Yup, Jakarta itu ibu kota NKRI yang bisa membentuk pencitraan tersendiri terhadap asumsi yang disampaikan dari negara yang bersangkutan. Tapi, di NKRI itu nggak cuma ada Jakarta, Bandung, Palembang, Surabaya, Makasar, Yogyakarta, Padang, dan kota-kota besar lainnya aja. Kota-kota besar dan padat penduduk itu juga ditopang oleh kota, kecamatan, kelurahan, kampung, RW, sampe RW yang berada di sekitarnya.

Kalau mau ngomong korupsi, di negara lain juga ada. Kalau mau ngebahas macet, di Amerika juga ada. Kalau mau ngeluhin sampah berserakan, di Inggris juga ada. Menjadi penguasa perekonomian dunia, kaya India dan China, juga nggak menjamin kalau para penduduknya merasakan ketentraman.

Di Indonesia, tepatnya di Banten II, aku punya tetangga, namanya Oom Khesi, beliau ini salah satu imigran asli China daratan. Waktu aku nanya, kenapa nggak tinggal di China aja? Toh Indonesia nggak lebih baik dari RRC? Dia cuma bilang, "Kamu tau nggak kenapa hampir di seluruh dunia itu ada yang namanya chinatown? Karena, selain dari bagian invansi kebudayaan, para imigran itu udah ngerasa nggak nyaman tinggal di Cina…"

Terus, aku juga masih inget sama pembukaan pidato Obama di UI tahun lalu, di mana beliau meminta maaf atas keterbatasannya berbicara bahasa Indonesia, dikarenakan teman-teman Indonesia-nya yang tinggal di Amerika kebanyakan memilih untuk pulang kembali ke NKRI setelah menyelasikan tugasnya. Kenapa coba mereka lebih memilih balik ke Indonesia?

Kalau pake logika nih ya, Indonesia itu sebuah negara yang berlokasi di daerah rawan bencana, pendapatan per kapita nya juga masih di bawah negara-negara maju, sistem pendidikannya masih belum baik, dan aku yakin temen-temen masih bisa nambahin sendiri alasan-alasan lainnya. Tapi dengan segala alasan sebagai sebuah negara yang-katanya-nggak-nyaman, kok kita masih beridiri kokoh di posisi empat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Harusnya sih, temen-temen ini pada lari aja ke luar negri, cari tempat yang lebih asoy-geboy buat ditinggalin.

Salah satu kerabat ku yang sudah kerja di Italia selama 20 tahun yang gajinya bisa dipake buat keliling Eropa juga, pada akhirnya lebih memilih untuk menjalani masa pensiunnya di Indonesia. Padahal sebenernya dia udah bisa mengajukan permohonan untuk menjadi warga Italia, di mana masa pensiunan-nya dapat dipastikan lebih sedikit terjamin. Tapi, ternyata, terjaminnya sisi ekonomi itu bukan berarti terjaminnya rasa bahagia ya?

Dan ini masih jadi pertanyaan tersendiri buat ku, hampir setiap kunjungan ku ke beberapa luar negri (gaya abiezzz) atau denger dari cerita temen-temen Vielo yang sedang berkesempatan untuk tinggal di luar negri, aku dan mereka ini nggak pernah nemuin kawasan besar tersusun semacam Chinatown atau little India untuk penduduk Indonesia yang sedang berdiam diri di luar negri. Ya, kalau komunitas, perkumpulan, atau paguyuban sederhana sih banyak. Tapi nggak pernah bisa ngalahin banyaknya komunitas Chinatown atau little India.

Balik lagi ke masalah objek wisata.

Aku terkadang suka pengen ketawa miris, kalau lagi ngebaca ulasan-ulasan berita mengenai sebuah tempat objek wisata di Indonesia yang masih asli, tapi mulai si penulis malah ngeluh karena setelah kedatangan wisatawan tuh objek wisata jadi rusak. Lah, yang jadi masalah itu bukan 'kedatangan wisatawan'-nya, tapi kedatangan tangan-tangan jail (dan belum tentu wisatawan) yang merusak lingkungan sekitar. Kalau baca ulasan semacam gini tuh aku suka bikin opini sendiri, mungkin penulisnya lagi galau (kaya aku, red) pas nulis, jadi hasil tulisannya tampak labil. Katanya pengen ngenalin objek wisata ke orang luar, tapi kok malah disuruh jangan dateng, soalnya malah ngerusak si objek wisata. Masa cuma si penulis doang sih yang boleh dateng ke tuh objek wisata??? Iyuuuuuh, k0k qMuwH 61tcHu 513cH s@m4 aQ????

Salam lof, pis, en g4vL!
 :-)

Trick and Tips Menghindari Tangan Jahil

Lagi enak-enaknya cebok di toilet umum cewek di Stasiun Gambir …Tiba-tiba ada sebuah tangan masuk dari lobang pintu bawah WC yang sedang aku diami.

WOOOOOOOOOOOOT~ Ini ada rakyat jelata yang mau ngintips yang mulia Teteh Vie lagi pipskih alias pipis??? Atulaaaaaah, aku tau, aku itu cantik, baik, dan menarik, namun aku ini hanyalah seorang manusia biasa, pipis aku masih air, belum berubah jadi berlian!

Gara-gara ketakutan, akhirnya aku cebok hampir 10 menit sambil ngeliat tuh tangan rakyat jelata menggapai-gapai lantai WC yang aku diami. Booooooooo, pipisnya aja cuma 30 detik, ceboknya sampe 10 menit, kurang bersih apalagi coba pantat yang dimiliki oleh yang mulia Teteh Vie ini???

Akhirnya si tangan rakyat jelata itu berhenti 'ngelus-ngelus' lantai WC yang aku diami. Aku keluar dari WC dengan perasaan takut dan kulit pantat yang mengkerut gara-gara kelamaan cebok.

And you know whaaaaaaat???? Aku ngeliat seorang laki-laki lagi pipis di kubik yang terletak tepat di sebelah kubik WC tempat aku pipskih barusan, dengan keadaan pintu WC yang terbuka. Padahal udah jelas-jelas tertera sign system bahwa itu WC cewek!

DEM! Ini mah udah dapat dipastikan pencuri!

Okeh, jadi gini guys. Dibandingin dengan Jerman, Belgia, Austria, dan negara-negara besar Eropa lainnya, kasus pencurian di Jakarta itu bisa dibilang cukup tinggi.

Sebenernya ini bukan pengalaman pertama buat ku. Aku pernah ngalamin hal serupa di tempat kejadian yang nggak jauh berbeda, yup, di mana lagi kalau bukan di WC umum stasiun yang nggak usah bayar.

"Maksudnya WC umum yang nggak usah bayar itu apa yang mulia Vie??

 
Tapi, buat yang mulia Teteh Piera yang demen mangkal di terminal Kampung Rambutan, pelabuhan Tanjung Priok, sampei stasiun Cawang, gaya pencuri Jkt masih kurang lihai dibanding pencopet di tempat-tempat yang saya sebutkan barusan. Jadi, alhamdulillah, aku nggak pernah kecurian apapun selama ber-galau working di Jkt.

Sebagai salah satu penggemar baca buku sambil kayang, yang mulia Teteh Vie, punya tips en trik buat kamu-kamu yang mau ngadain toilet trip ke Jkt.

1. Baca doa masuk WC, biar buang hajat-nya barokah.

2. Bawa botol/gelas plastik yang udah diisi aer sebelumnya. Buat orang Indonesia, aku yakin, temen-temen kelompok Vielo punya sugesti tersendiri, kayanya kurang afdol aja gitu cebok kagak pake aer.

3. Simpan tas kamu yang berisi dompet, passport, tiket pesawat buat balik, hengpon, sampe foto yang mulia Teteh Vie di tempat yang aman, jauh dari pintu masuk. Atau kalau bisa ya nggak dilepasin dari tangan kamu.

4. Kalau WCnya lagi sepi, minta temen kamu nemenin kamu, suruh dia tunggu di luar buat jagain barang-barang bawa-an kamu.

5. Corat-coret tembok dengan tulisan kaya; 'yang mulia Teteh Vie was here' atau 'buat: Cika (1F) B aja dong!' is a BIG NO-NO! Kamu harus inget, kalau kamu itu lagi di Jkt! Bukan di WC sekolah-sekolah g4vL di Plg! Lagian, kalau mau nyorat-nyoret mah nggak usah nanggung-nanggung! Buat mural aja sekalian di ntuh WC! Kita kudu ngemajuin dunia per-WC-an Indonesia ye, ketika sisi artistik ente-ente pade entuh kudu lebih dikedepankan daripada sisi sarkastik semata…Pokoknya jangan sampe gara-gara nila setitik rusak susu sebelah…Ente pikir nih pribahasa kagak nyambung sama tulisan ane? Sama. Ane pikir kagak nyambung juga. #tapi #gadihapus

6. Baca doa keluar WC. Konon katanya, WC itu tempat favorit para jin buat nongkrong. Takutnya tuh jin ngikutin ente keluar dari WC, meningan ente-ente siapin jampi-jampi pamungkas sesuai agama dan kepercayaan ente-ente pade. Eh abis baca doa keluar WC, baca juga doa enteng rezeki ama enteng jodo, pan kita kagak pernah tau kapan Tuhan ngabulin doa kita, kali-kali aja doa ente pas keluar tuh WC adalah doa yang pertama dikabulin. Siapa juga yang kagak mau dilancarin rezeki ama jodo-nye???

Oh iye, selesai pipskih sambil ditemani grepean sebuah tangan rakyat jelata di lantai WC umum buat cewek di stasiun Gambir, yang mulia Teteh Vie menyempatkan diri membeli cemilan buat dimakan di dalam kereta. Maklum yang mulia Teteh Vie bakal naek taxi, di mane kagak ada tukang jualan keliling ala tukang tahu di kereta ekonomi Jabodetabek. En yu nou wat, I found this!






Howaaaaaaaaaaaaaaa, ketika my favorite candy meets my favorite coke! Sekarang udah ada belum permen mentos rasa cola di Indonesia??? Soalnya, waktu saya berangkat ke Italia mah, belum ada tuh.
Hehehehe gede banget bacot gue!!!!

P.S: Gambir??? Tunggu cerita tentang galau-working ku ke kota Jakarta, ketika touchpad ku udah ga rusak lagi atau…KETIKA AKU UDAH DIBERI REZEKI BERLEBIH BUAT BELI I PAD 2, hehehhee. Gara-gara touchpad lepi ku rusak, aku jadi ga bisa upload foto dari kamera ku ke lepi :((

Rabu, 06 April 2011

Anakku Bukan Anakku

Boleh dibilang, aku ini orang yang sangat memperhatikan hal-hal kecil.

Postingan yang mulia Vie kali ini mau bahas apa nih??? Kok kalimat awalnya kaya gitu sih???

Kekekeke. Aduuuuuh, aku tuh paling lemah sama hal cinta-cinta-an.

Waaaaoooow, apaan nih??? Apakah yang mulia Vie sudah ditembak Alessandro? Paolo? Giorgio? Francesco? Luigi? Fernando?

Aduuuuh, aku keburu udah diwanti-wanti sama kakek-nenek ku sebelum berangkat, terlepas itu udah jodoh atau bukan, kalau aku sampe memadu kasih sama bule, aku nggak bakal diakui sebagai cucu lagi.

Pokoknya kalau kamu sampe pacaran sama bule, kamu nggak bakal diakui sebagai cucu lagi! Lagian, masa dari 230 juta penduduk Indonesia, nggak ada satu pun yang nyangkut???” Begitu sekiranya ucapan mereka jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.

Nyangkut??? Jemuran kaleeeee! Kekeke. Hmmm, ya ada sih beberapa orang yang sempet yang ‘nyangkut’, sayangnya mereka lebih memilih ‘nyangkut’ di pelaminan wanita lain, daripada di hati ku. (Ahahahahahahikshikshiks! Paragraf yang satu ini ditulisnya dari hati benjet!)

Maklum, mereka itu besar di kala perang kemerdekaan yang menyebabkan sedikit paranoid sama bule dan orang Jepang. Maka mereka menyamakan bahwa semua bule itu adalah penjajah.

Seperti yang orang bilang, bahwa ucapan itu adalah doa, apalagi ucapan yang satu ini berupa petuah. Maka sedikit demi sedikit tertanam di benak saya untuk menghindari percintaan beda bangsa.

Namun, tampaknya petuah dari kakek-nenek ku sedikit demi sedikit memudar. Aku mulai menanamkan prinsip, ‘kalau jodoh nggak bakal ke mana’, (tapiiiiiiiiiiiiiiii, kayanya jodoh yang mulia Vie ini ke mana-mana yaaaa??? Kyaaaa~ Kyaaaa~ Kalau lagi galau gini, emang paling enak mikirin Fedi Nuril!)

Kemarin, akhirnya hati aku luluh lantah juga sama seorang bule blasteran Sunda Betawi, yupsss He's my mantan pacarku yg baru memutuskan hubungan dengan ku akhir Desember tahun lalu!

WOOOOOT~ Akhirnya jurus melet ‘kembang kadeudeuh’ yang mulia Vie berhasil ditunaikan???

Kekekeke. Ga dinkkk... Aku masih sgt mencintai nya. dan Dia masih mencintaiku (harap ku, mudah2an, amin). Inti nyaaa kami in love again and again and again and again.....

Seperti yang aku tulis di paragraph awal. Yang mulia Vie ini tidak akan bergeming sama hal-hal besar, yang umum, yang udah sering terjadi.

Maksudnyooo?

Makan indomie sambil dengerin lagu ‘hanya kau’-nya The Adams tampak terlihat lebih mumpuni daripada candle light dinner di restaurant yang terletak di kaki menara Eiffel ditemani kelap-kelip lampu kota Paris sambil ditemani live music. (Alesan sebenernya: Kalau makan di restaurant mahal, udah mah porsinya sedikit en malu aja gitu kalau mau nambah.)


Ngggg, ya nggak gitu juga sih, hehehe.

Jadi gini, sepulang dari kerja kemaren, aku kudu nyambi, ngajarin bahasa Inggris ke anak-anak asuh ku. Sumpeh, susu lu tumpeh déh, I was so tired at that moment.

Tapi, sebuah kisah dari ibu-nya si Filippo Inzaghi bener-bener buat ku bersemangat 45 buat ngejar Fedi Nuril lagi.

Vie, ini. Dari Filippo Inzaghi…..” Ujar tante nya Filippo Inzaghi (my beloved Al) sambil nunjukin sebuah botol kaca berwarna kuning yang masih tersegel dan tertutup rapat.







Ooooch, wat is det?

Dan tantenya Filippo Inzaghi pun mulai bercerita…..

Vie, you know what???

Tadi, Mbak dan Fillipo Inzaghi pergi ke supermarket, tiba-tiba dia ngambil botol ini dari meja kasir. Terus, dia bilang mau ngasih botol yang ternyata berisi madu ini ke kamu.

Sebenernya ini kebiasaan buruk Fillipo Inzaghi, dia pikir semua barang yang dia mau itu bisa dia dapatkan secara cuma-cuma, maklum dia kan masih kecil, belum mengerti arti ‘uang’. Akhirnya, aku bilang ke dia, ‘I don’t have any money and you can’t take it for free Filippo Inzaghi.’

Tapi dia bilang, ‘I want to give it to Mama Vie…’

Tanpa sepengetahuan Filippo Inzaghi, sebenernya aku sudah bayar madu itu ke kasir. Tapi, aku bercanda bilang, ‘I don’t think we can take it because I don’t have any money…’

Dan, kamu tau nggak, Filippo Inzaghi bilang apa?

‘Aunty, let’s go home, I will take all coins that I have to buy the honey…..’

So, we were going back to our house then he took all money that he had, yang cuma 3 ribu, buat beli madu ini. Padahal harga madunya sendiri, sudah pasti jauh di atas 3 puluh ribu….. Aku bener-bener ketawa ngeliat kejadian ini.


Cerita dari tantenya-nya Filippo Inzaghi ditutup dengan rasa mengharu biru-nya yang mulia Vie yang baru sadar kalau ternyata di dalam botol madu itu terdapat kandungan cabe.

Jadi, si Filippo Inzaghi bela-belain bolak-balik dari supermarket ke rumahnya untuk pake semua uang yang dia punya buat beliin ku sebotol madu rasa cabe!!!!

Buat tantenya Filippo Inzaghi, “aku bener-bener nangis ngeliat kejadian ini.

Cerita ini lah yang membuat aku ragu akan petuah kakek-nenek ku. I’m falling in love with Filippo Inzaghi! 3 Ribu buat dia itu kaya 300 juta USD nya Steve Jobs! He took everything for the one that he likes, aaaaah co cuuuuuuuuuuuuuuit!

Hadeeeeeeeeeeuh, cowok-cowok Palembang itu emang udah diajarin buat jadi romantis dari kecil yak????? Aduuuuuh coba kalau si Filippo Inzaghi ini seumuran sama yang mulia Vie udah aku tembak di tempat tuh! (ouppssss dia keponakan ku kan??) dan Sayangnya juga aku udah punya Fedi Nuril sih ya??? Ahahahahahahaghaghaghag! *Keselek knalpot vespa!

Kayanya si Filippo Inzaghi ini lebih cocok jadi anak ku ya? Tapi kalau diliat dari wajahnya yang bule abeees itu, ada dua kemungkinan di sini;

1. Dia punya gen albino,
2. Waktu aku melahrikan, dia ketuker di rumah sakit. Kaya shit-netron ‘Anakku bukan Anakku’.

My Felipo Inzaghi
Pesan moral: That’s why I love children so much, they do everything softer, deeper, kinder, than the adults.

Senin, 04 April 2011

GIRL

Saya baru buka my own facebook lagi dan saya langsung disambut sama salah satu statusnya Nyonya Sripative,

"The Girl you just called fat? She has been starving herself and has lost over 30 lbs. The Boy you just called stupid? He has a learning disability and studies over 4 hours a night. The Girl you just called ugly? She spend hours putting makeup on hoping people will like her. The Boy you just tripped? He is abused enough at home. There's a lot more to people than you think.."






Vie magh satuju pisan! Instead of saying, "the girl is not beautiful…" Let's say, "the girl is not beautiful YET…But she will be, for sure!"