About me?

Foto saya
I'm humble and friendly

Rabu, 06 April 2011

Anakku Bukan Anakku

Boleh dibilang, aku ini orang yang sangat memperhatikan hal-hal kecil.

Postingan yang mulia Vie kali ini mau bahas apa nih??? Kok kalimat awalnya kaya gitu sih???

Kekekeke. Aduuuuuh, aku tuh paling lemah sama hal cinta-cinta-an.

Waaaaoooow, apaan nih??? Apakah yang mulia Vie sudah ditembak Alessandro? Paolo? Giorgio? Francesco? Luigi? Fernando?

Aduuuuh, aku keburu udah diwanti-wanti sama kakek-nenek ku sebelum berangkat, terlepas itu udah jodoh atau bukan, kalau aku sampe memadu kasih sama bule, aku nggak bakal diakui sebagai cucu lagi.

Pokoknya kalau kamu sampe pacaran sama bule, kamu nggak bakal diakui sebagai cucu lagi! Lagian, masa dari 230 juta penduduk Indonesia, nggak ada satu pun yang nyangkut???” Begitu sekiranya ucapan mereka jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.

Nyangkut??? Jemuran kaleeeee! Kekeke. Hmmm, ya ada sih beberapa orang yang sempet yang ‘nyangkut’, sayangnya mereka lebih memilih ‘nyangkut’ di pelaminan wanita lain, daripada di hati ku. (Ahahahahahahikshikshiks! Paragraf yang satu ini ditulisnya dari hati benjet!)

Maklum, mereka itu besar di kala perang kemerdekaan yang menyebabkan sedikit paranoid sama bule dan orang Jepang. Maka mereka menyamakan bahwa semua bule itu adalah penjajah.

Seperti yang orang bilang, bahwa ucapan itu adalah doa, apalagi ucapan yang satu ini berupa petuah. Maka sedikit demi sedikit tertanam di benak saya untuk menghindari percintaan beda bangsa.

Namun, tampaknya petuah dari kakek-nenek ku sedikit demi sedikit memudar. Aku mulai menanamkan prinsip, ‘kalau jodoh nggak bakal ke mana’, (tapiiiiiiiiiiiiiiii, kayanya jodoh yang mulia Vie ini ke mana-mana yaaaa??? Kyaaaa~ Kyaaaa~ Kalau lagi galau gini, emang paling enak mikirin Fedi Nuril!)

Kemarin, akhirnya hati aku luluh lantah juga sama seorang bule blasteran Sunda Betawi, yupsss He's my mantan pacarku yg baru memutuskan hubungan dengan ku akhir Desember tahun lalu!

WOOOOOT~ Akhirnya jurus melet ‘kembang kadeudeuh’ yang mulia Vie berhasil ditunaikan???

Kekekeke. Ga dinkkk... Aku masih sgt mencintai nya. dan Dia masih mencintaiku (harap ku, mudah2an, amin). Inti nyaaa kami in love again and again and again and again.....

Seperti yang aku tulis di paragraph awal. Yang mulia Vie ini tidak akan bergeming sama hal-hal besar, yang umum, yang udah sering terjadi.

Maksudnyooo?

Makan indomie sambil dengerin lagu ‘hanya kau’-nya The Adams tampak terlihat lebih mumpuni daripada candle light dinner di restaurant yang terletak di kaki menara Eiffel ditemani kelap-kelip lampu kota Paris sambil ditemani live music. (Alesan sebenernya: Kalau makan di restaurant mahal, udah mah porsinya sedikit en malu aja gitu kalau mau nambah.)


Ngggg, ya nggak gitu juga sih, hehehe.

Jadi gini, sepulang dari kerja kemaren, aku kudu nyambi, ngajarin bahasa Inggris ke anak-anak asuh ku. Sumpeh, susu lu tumpeh déh, I was so tired at that moment.

Tapi, sebuah kisah dari ibu-nya si Filippo Inzaghi bener-bener buat ku bersemangat 45 buat ngejar Fedi Nuril lagi.

Vie, ini. Dari Filippo Inzaghi…..” Ujar tante nya Filippo Inzaghi (my beloved Al) sambil nunjukin sebuah botol kaca berwarna kuning yang masih tersegel dan tertutup rapat.







Ooooch, wat is det?

Dan tantenya Filippo Inzaghi pun mulai bercerita…..

Vie, you know what???

Tadi, Mbak dan Fillipo Inzaghi pergi ke supermarket, tiba-tiba dia ngambil botol ini dari meja kasir. Terus, dia bilang mau ngasih botol yang ternyata berisi madu ini ke kamu.

Sebenernya ini kebiasaan buruk Fillipo Inzaghi, dia pikir semua barang yang dia mau itu bisa dia dapatkan secara cuma-cuma, maklum dia kan masih kecil, belum mengerti arti ‘uang’. Akhirnya, aku bilang ke dia, ‘I don’t have any money and you can’t take it for free Filippo Inzaghi.’

Tapi dia bilang, ‘I want to give it to Mama Vie…’

Tanpa sepengetahuan Filippo Inzaghi, sebenernya aku sudah bayar madu itu ke kasir. Tapi, aku bercanda bilang, ‘I don’t think we can take it because I don’t have any money…’

Dan, kamu tau nggak, Filippo Inzaghi bilang apa?

‘Aunty, let’s go home, I will take all coins that I have to buy the honey…..’

So, we were going back to our house then he took all money that he had, yang cuma 3 ribu, buat beli madu ini. Padahal harga madunya sendiri, sudah pasti jauh di atas 3 puluh ribu….. Aku bener-bener ketawa ngeliat kejadian ini.


Cerita dari tantenya-nya Filippo Inzaghi ditutup dengan rasa mengharu biru-nya yang mulia Vie yang baru sadar kalau ternyata di dalam botol madu itu terdapat kandungan cabe.

Jadi, si Filippo Inzaghi bela-belain bolak-balik dari supermarket ke rumahnya untuk pake semua uang yang dia punya buat beliin ku sebotol madu rasa cabe!!!!

Buat tantenya Filippo Inzaghi, “aku bener-bener nangis ngeliat kejadian ini.

Cerita ini lah yang membuat aku ragu akan petuah kakek-nenek ku. I’m falling in love with Filippo Inzaghi! 3 Ribu buat dia itu kaya 300 juta USD nya Steve Jobs! He took everything for the one that he likes, aaaaah co cuuuuuuuuuuuuuuit!

Hadeeeeeeeeeeuh, cowok-cowok Palembang itu emang udah diajarin buat jadi romantis dari kecil yak????? Aduuuuuh coba kalau si Filippo Inzaghi ini seumuran sama yang mulia Vie udah aku tembak di tempat tuh! (ouppssss dia keponakan ku kan??) dan Sayangnya juga aku udah punya Fedi Nuril sih ya??? Ahahahahahahaghaghaghag! *Keselek knalpot vespa!

Kayanya si Filippo Inzaghi ini lebih cocok jadi anak ku ya? Tapi kalau diliat dari wajahnya yang bule abeees itu, ada dua kemungkinan di sini;

1. Dia punya gen albino,
2. Waktu aku melahrikan, dia ketuker di rumah sakit. Kaya shit-netron ‘Anakku bukan Anakku’.

My Felipo Inzaghi
Pesan moral: That’s why I love children so much, they do everything softer, deeper, kinder, than the adults.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar