About me?

Foto saya
I'm humble and friendly

Minggu, 06 Maret 2011

Ontjom Dari Mumbai

Mari ku perkenalkan teman-teman semuanya, kepada salah seorang dedengkot , di beberapa postingan ku sering menyebutnya sebagai Ontjom Penari Ular, Sebutan ini tak lain dan tak bukan dikarenakan tempat tinggal dia sekarang, the country that produces more than 400 movies in a year….India!
Ontjom (demi kelancaran jodoh yang bersangkutan, maka umur dirahasiakan, red), lulusan interior desain sekaligus arsitektur di dua buah universitas tersohor di Indonesia. Salah satu teman piknik patah hati yang asyik buat ku ini, pernah kerja di sebuah biro arsitektur di Jepang dan sekarang beliau lagi nemplok di sebuah negara yang terkenal akan Amitha Bachan (bener nggak sih nulis namanya???), Kajol, dan Sarukh Khan, di kota Mumbai, the slum world! Pernah nonton The slumdog's millionare??? Yup, there he is.

Tapi, di balik semua goyangan pinggul dan hidung bangir para aktornya, ada seorang pria berkulit hitam, hidung mancung ke dalem, dan sedang memiliki ambisi untuk memanjangkan rambutnya biar bisa dicepol, (katanya sih pengen kaya rambut Teteh Vie yang demen diiket cepol) di situ. Dia duduk di depan komputer yang terus menyalakan program autoCAD dan sesekali bermain google talk, terkadang posisi duduknya yang sedikit membungkuk memberikan sinyal kehidupan bahwa dia sudah mulai lelah dengan segala mumetnya sebuah negara yang konon mendapatkan julukan sebagai negara ter-demokrasi sedunia itu.





Dengan sebuah ancaman akan menyebarluaskan segala rahasia yang ia ceritakan pada ku, akhirnya Teteh Vie berhasil membujuk (dibaca: kalau dia nolak, aku berniat untuk menulis nama kecengan dia di wall account facebook beliau, red) Ontjom Penari Ular untuk membagi se-uprit pengalamannya selama tinggal di India!

Teteh Vie si Cantik Jelita (V): "Hai Ontjom, apa kabar?"
Ontjom(O): "Baik…"





V: "So, why you choose India?
O: "Karena the slums! The dharavi! Saya pengen belajar banyak tentang dharavi, buat bekel 'ilmu' ngerjain atau ngebenahin pemukiman di Indonesia."












V: "Udah berapa lama di India?"
O: "Besok, tepat delapan bulan!"
V: "Wah cukup lama juga ya. Sebutkan tiga hal yang melintas pertama kali di benak lu, ketika gue nyebut 'India'?"
O: "Bollywood, Bau, dan Hindu…"
V: "Oke, gue ngerti kenapa lu nyebut 'bollywood dan hindu', tapi 'bau'?"
O: "Hahaha. Disini orang-orang kalau makan harus pake bawang dan makan bawangnya nggak malu-malu! Bawangnya segede APEL! Jadi makan bawang udah kaya makan apel aja…"






V: "Iyuuuuh, bau banget ya pastinya. Then, pengalaman yang paling gokil selama tinggal di India?"
O: "Saya kenalan sama satu orang India di sebuah acara, saya kira dia cuma orang India biasa. Tapi, setelah nanya-nanya ke orang lain, saya baru tau kalau dia itu sineas muda paling berpengaruh se-India, kaya 'Garin Nugroho'-nya India gitu lah…"
V: "Wooooow! Terus, sampai sejauh ini apa yang udah lu dapetin dari India?"
O: "BANYAK! Yang pasti, selain makin deket sama Allah secara geografis, insyaAllah secara iman dan hati juga. Terus, saya juga dapet ilmu tentang ilmu-ilmu arsitektur dan interior. Tapi anehnya, tujuan awal saya malah belum kesampean….Belajar dari dharavi-nya sendiri."





V: "Selama di India udah ke mana aja?"
O: "Baru Ahmedabad, Ganpati Phule, dan Karjat."





V: "Yang paling berkesan yang mana?"
O: "Sejauh ini sih Ahmedabad. Banyak budaya-budaya di Ahmedabad (misalnya; orang-orang Gujarat) yang mirip sama Indonesia. Mulai dari makanan, arsitektur, dan lain-lain. Mungkin juga karena budaya kita (Indonesia, red) juga banyak kepengaruh sama mereka, jadi pas saya ke sana seolah-olah kaya…Napak tilas!"














V: "Wah ada kata 'Indonesia' di sini, apakah lu kangen dengan Indonesia?"
O: "KANGEN! I'd die for her! 'Her' di sini itu 'ibu pertiwi' ya…"
V: "Hoooo, dikira 'her' yang lain….hehehehe. Jawaban lu sangat menjurus sekali soalnya…"
O: "Hahahahahaha!"
V: "Okai tokai, dari segala hal yang ada di Indonesia, apa yang paling membuat lu kangen?"
O: "Ooooh, tentu saja CEWEK-CEWEK-nya…." (BTW, si Ontjom sendiri lho yang meng-capslock tulisan CEWEK-CEWEK, red)





V: "Emangnya ada apa dengan cewek India?"
O: "Setiap kali saya ditanya kaya gini, saya selalu jawab 'iya, emang cantik-cantik, cantik mampus malah…Tapi, mau secantik apapun cewek India, Jepang, Perancis, Portugal, hati saya selalu meleleh sama cewek Indonesia…"





V: "Dari hati banget ya ngomongnya??? Hehehehehe. However, when will you return to Indonesia?"
O: "InsyaAllah 3 bulan-an lagi."
V: "Apakah lu akan balik lagi ke India?"
O: "HELL NO!"








V: "Kenapa?"
O: "Pertama, ambisi saya adalah keliling dunia, jadi untuk apa mengunjungi tempat yang sama untuk kedua kalinya. Kedua, saya pasti stay di Indonesia for good. Tepatnya, Jogja."





V: "Kenapa harus Jogja?"
O: "Ngggg…Nggak tau juga…Sama kaya jatuh cinta pada pandangan pertama aja. Buat saya, Jogja itu….Damai, tenang, ada kesederhanaan, kesenian, eksotis, romantis, nggak tau…Klik aja."
V: "Pernah ke Jogja sebelumnya?"
O: "Pernah, Februari 2006 untuk survey skripsi."
V: "Hooo. By the way, adakah kota-kota lain yang menjadi prioritas utama lu untuk dijambangi setelah lu keluar dari India?"
O: "Istanbul, New York, dan Maroko. Istanbul, karena ceweknya cantik-cantik dan bebas visa. New York, karena ibu kota dunia. Maroko, karena eksotis. "
V: "Sebagai sesama penggemar musik. Apakah lu punya lagu yang 'elu dan India' banget?"
O: "You're my star dari Stereophonics. Video klip nya juga tentang holi, salah satu festival di India."
V: "Final question nih Tjom, ada 'do & don't' nggak buat temen-temen kelompok VIELO
O: "Do, visit india and all that crap-nya not more than 2 weeks (IT'S A MAXIMUM!). Don't, visit India more than 2 weeks. That simple!"
V: "Ahahahahahahahahahahahaha! Teteh Vie does love your answer!!!! Punya rencana setahun ke depan?"
O: "S2."
V: "Okai tokai déh. Semoga sukses dengan S2-nya dan bisa pergi ke Istanbul, New York, dan Maroko. Jadi pengen menyempurnakan 'eat, pray, and love'-gue untuk pergi ke India gini déh…"





Jadi, adakah dari teman-teman yang ingin pergi ke India bareng Ontjom?

Tulisan ini, sengaja ku buat, untuk membuktikan bahwa sejauh apapun aku atau teman-teman yang diberikan kesempatan untuk pergi entah ke belahan dunia yang mana, pada dasarnya kami itu hanya Warga Negara Indonesia biasa yang tidak hanya membutuhkan Indonesia sebagai tanda pengenal asal usul di passport saja, pada akhirnya kami membutuhkan Indonesia sebagai tempat untuk pulang juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar