About me?

Foto saya
I'm humble and friendly

Rabu, 02 Februari 2011

Among Laptop, Madonna and I

Aku lagi duduk menatap layar monitor laptop ku yang terang benderang. Entah sudah berapa lama aku menatap sementara jari jemari ku sibuk menekan keypad yang keras. Mungkin sudah ada setengah jam aku disini yang pastinya bikin minus mata ku bakal nambah.. Hahaha penyakit dibuat sendiri... :-p

Aku berusaha untuk menulis suatu cerita yang sebenarnya tidak terlalu menarik untuk di tulis. Antara aku mau menulis tentang kehidupan nyata atau cerita tentang kehidupan yg ada dalam imajinasi ku ditambah dengan cerita cerita yang pernah ku dengar dari orang lain. Aku memang tidak berbakat untuk menjadi penulis tapi aku suka mengungkapan kata kata dan perasaan.

Otak ini terus berputar seakan terus mencari memory dan berusaha untuk menyalakan sebongkah lampu besar yang akan menyala di atas kepala ku.. Menandakan bahwa sebuah ide besar sudah tercipta.  Ahhaaaaaa.... ;-)

Saat aku masih mencari ide untuk menulis, entah kenapa aku merasa nyaman dengan tatapan seorang wanita yang terus menerus menatap tajam ke arah ku. Dibalik riasan wajah yang unik (kalau tidak mau dibilang menor cieeenttt), wanita itu memang sudah lama ku kenal walau dia tidak mengenal ku. Dia bukan ibu ku, bukan kakak ku bahkan juga bukan pembantu ku (Hahahaha jauuh amat). Yah, dia lah Sang Diva....MADONNA.

Saat aku menatap wajah sang artis yang terpampang di sebuah poster yang menempel di dinding kamar ku, otak ku langsung melintas mundur ke 3 dekade yang lalu, tepatnya tahun 80an. Awal tahun 80an buat aku emang masa masa yang gemilang bagi seorang bocah ingusan yg baru berumur kira kira 5 tahun (saat itu aku jg lahir di era 88). Tapi di seusia itu sang bocah sudah hapal lagu 'Lucky Star' dan sudah bisa meniru tarian sang diva. Aneh, tapi itulah kenyataan. Dikala anak anak seusia hapal dengan lagu 'Aku Punya Anjing Kecil'-nya Chica Koeswoyo atau lagunya Adhie Bing Slamet...lah ini bocah malah pinter pinternya nyanyi lagu 'Like A Virgin'.

Sejak saat itu, seiring dengan berjalannya waktu, sang bocah terus beranjak remaja dan kemudian menjadi seorang pria dewasa. Dan sang diva pun beranjak menjadi seorang superstar dan kemudian menjadi seorang pop icon.

Tersadar ku bahwa sudah 30 tahun sang diva berkarir di bidangnya dan terus menancapkan kukunya semakin dalam untuk menunjukan bahwa dia tidak tergoyahkan sampai saat ini. Dan aku berangan bisakah aku seperti dia? Bisakah aku menancapkan kuku ku di bidang yang sedang ku geluti namun yang ada rencana akan ku tinggalkan? (Hiks hiks hiks :-(  ). Aku memang bukan artis yang butuh popularitas seperti dia. Aku hanya manusia biasa yang terobsesi untuk menjadi lebih baik dalam hidup.

Well, Madonna tetaplah Madonna. Tidak akan bisa Madonna menjadi aku dan aku menjadi Madonna. Yang ada adalah aku harus belajar dari perjuangan hidup dia untuk menjadi sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar